Rabu, 01 Desember 2010

Bocoran WikiLeaks Berikut: Rahasia Perbankan


Bocoran itu diyakini bakal menjatuhkan reputasi suatu bank besar
RABU, 1 DESEMBER 2010, 11:09 WIB
Renne R.A Kawilarang, Denny Armandhanu
Pendiri WikiLeaks, Julian Assange (AP Photo/Scanpix/Bertil Ericson)
VIVAnews - Setelah membocorkan rahasia militer dan komunikasi diplomatik pemerintah Amerika Serikat (AS), WikiLeaks berencana menyebarkan bocoran informasi rahasia perbankan. Informasi yang akan disebar awal tahun depan itu diyakini bisa menjatuhkan reputasi sebuah bank besar di AS.

Demikian ungkap pendiri sekaligus pengelola WikiLeaks, Julian Assange, dalam suatu wawancara yang dikutip laman stasiun televisiCNN. Keberadaan Assange kini tidak diketahui setelah dia dikejar aparat hukum Swedia, dan kini menjadi buronan Interpol, terkait sejumlah kasus perkosaan dan pelecehan seks.

Menurut Assange, bocoran WikiLeaks berikutnya akan mengincar bank besar. Namun, dia tidak mengatakan bank apa yang dimaksud.

Namun, pengumuman Assange tersebut ditanggapi datar oleh para ahli perbankan. Mereka mengatakan bocoran tersebut hanya akan mengungkapkan rahasia umum mengenai kekotoran dan inkompetensi perbankan di AS.

“Kita semua sudah tahu bahwa banyak bank sangat inkompeten, tidak dapat memanajemen resiko dan akan bangkrut tanpa dukungan para pembayar pajak. Apa yang akan ditemukan di bocoran nanti?” ujar Barry Ritholtz, seorang manajer keuangan dari Wall Street seperti dilansir CNN, Selasa, 30 November 2010.

Assange mengatakan bahwa bocoran yang akan dikeluarkannya pada awal tahun depan berjumlah ratusan ribu dokumen. Dia mengatakan bahwa bocoran nanti akan mengungkapkan tindakan tidak etis dari dunia perbankan AS.

“Bocoran nanti akan memberikan pandangan yang jujur mengenai bagaimana bank-bank bertindak di tingkat eksekutif. Saya kira bocoran ini akan memancing investigasi dan reformasi,” ujar Assange.

Ritholtz mengatakan bahwa apapun yang akan dikeluarkan Assange nanti tidak akan membuat para pelaku perbankan terkejut. Dia mengatakan bahwa pada dasarnya banyak perbankan di AS sudah bangkrut.

“Saya tidak mengatakan bahwa dia tidak memilikinya, namun kita bertanya-tanya apa yang dapat dibongkar lagi pada saat seperti sekarang ini,” ujar Ritholtz.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar