Jakarta, Berbagai iklan untuk mempromosikan susu formula cukup menarik perhatian. Upaya promosi semacam ini ternyata sudah dimulai sejak 1867 dan mulai dianggap sebagai ancaman kesehatan yang serius pada 2009.
"Sejarah iklan susu formula dimulai pada tahun 1867 ketika Henri Nestle dari Jerman mempersiapkan iklan untuk susu formula," ujar Prof MQK Talukder, FRCP, PhD, delegasi dari Bangladesh dalam acara Oneasia Breastfeeding Partners Forum 7 Indonesia di Hotel Gran Flora Kemang, Selasa (9/11/2010).
Langkah itu kemudian diikuti oleh Rotch, produsen susu formula asal Amerika Serikat yang mulai mendistribusikan produknya sebagai makanan bayi pada tahun 1904. Lalu pada tahun 1929, giliran Mead Johnson memperkenalkan Souble sebagai susu bayi dengan formula 'hypoallergenic' atau rendah alergen.
Prof Talukder menuturkan kontaminasi dalam susu formula mulai banyak dilaporkan antara tahun 1980 hingga 2009. Berbagai kontaminan yang pernah ditemukan antara lain pecahan logam dan berbagai bahan kimia seperti alumuniun, mangan, merkuri dan melamin.
"Dalam British Medical Journal (BMJ) yang terbit tahun 2009 disebutkan, susu formula telah menjadi bencana dan bisa memicu kematian pada bayi selama beberapa dekade," ungkap Prof Talukder.
"Hingga akhirnya pada tahun 2004 WHO dan FAO menyebut bahwa susu formula adalah produk yang tidak steril karena mengandung kontaminasi dan belum ada teknologi yang bisa menghasilkan produk steril," tambahnya.
Promosi susu formula sudah berlangsung lama dan semakin gencar dilakukan. Untuk menyelamatkan bayi agar tetap memiliki kesempatan untuk mendapat ASI eksklusif, promosi tersebut harus dihadang dengan komitmen kuat melalui kampanye dan keterlibatan pemerintah.
Oneasia Breastfeeding Partners Forum 7 Indonesia berlangsung di Jakarta antara 9-11 November 2010. Sedikitnya 100 delegasi dari 18 negara turut ambil bagian dalam forum tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar